Mengenai Saya

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Mahasiswa Universitas Diponegoro angkatan 2011 NIM : 13050111130041 S1-Sasta Jepang

Senin, 24 Oktober 2011

Tugas Pengantar Sastra Umum


Dodolitdodolitdodolibret
oleh: Seno Gumira Ajidarma

Kiplik sungguh mengerti, betapapun semua itu tentunya hanya dongeng.
“Mana ada orang bisa berjalan di atas air,” pikirnya.
Namun, ia memang berpendapat bahwa jika seseorang ingin membaca doa, maka ia harus belajar membaca doa secara benar.
”Bagaimana mungkin doanya sampai jika kata-katanya salah,” pikir Kiplik, ”karena jika kata-katanya salah, tentu maknanya berbeda, bahkan jangan-jangan bertentangan. Bukankah buku Cara Berdoa yang Benar memang dijual di mana-mana?”
Adapun dongeng yang didengarnya menyampaikan pesan, betapa siapa pun orangnya yang berdoa dengan benar, akan mampu berjalan di atas air.
Kiplik memang bisa membayangkan, bagaimana kebesaran jiwa yang dicapai seseorang setelah mampu membaca doa secara benar, akan membebaskan tubuh seseorang dari keterikatan duniawi, dan salah satu perwujudannya adalah bisa berjalan di atas air.
Namun, ia juga sangat sadar sesadar-sadarnya, pembayangan yang bagaimanapun, betapapun masuk akalnya, tidaklah harus berarti akan terwujudkan sebagai kenyataan, dalam pengertian dapat disaksikan dengan mata kepala sendiri.
”Dongeng itu hanyalah perlambang,” pikirnya, ”untuk menegaskan kebebasan jiwa yang akan didapatkan siapa pun yang berdoa dengan benar.”
Justru karena itu, semenjak Kiplik memperdalam ilmu berdoa, kepada siapa pun yang ditemuinya, ia selalu menekankan pentingnya berdoa dengan benar. Adapun yang dimaksudnya berdoa dengan benar bukanlah sekadar kata-katanya tidak keliru, gerakannya tepat, dan waktunya terukur, selain tentu saja perhatiannya terpusat, melainkan juga dengan kepercayaan yang mendalam dan tak tergoyahkan betapa sedang melakukan sesuatu yang benar, sangat benar, bagaikan tiada lagi yang akan lebih benar.
Kebahagiaan yang telah didapatkannya membuat Kiplik merasa mendapatkan suatu kekayaan tak ternilai, dan karena itulah kemudian ia pun selalu ingin membaginya. Setiap kali ia berhasil membagikan kekayaan itu, kebahagiaannya bertambah, sehingga semakin seringlah Kiplik menemui banyak orang dan mengajarinya cara berdoa yang benar.
Ternyata tidak sedikit pula orang percaya dan merasakan kebenaran pendapat Kiplik, bahwa dengan berdoa secara benar, bukan hanya karena cara-caranya, tetapi juga karena tahap kejiwaan yang dapat dicapai dengan itu, siapa pun akan mendapatkan ketenangan dan kemantapan yang lebih memungkinkan untuk mencapai kebahagiaan.
Demikianlah akhirnya Kiplik pun dikenal sebagai Guru Kiplik. Mereka yang telah mengalami bagaimana kebahagiaan itu dapat dicapai dengan berdoa secara benar, merasa sangat berterima kasih dan banyak di antaranya ingin mengikuti ke mana pun Kiplik pergi.
”Izinkan kami mengikutimu Guru, izinkanlah kami mengabdi kepadamu, agar kami dapat semakin mendalami dan menghayati bagaimana caranya berdoa secara benar,” kata mereka.
Namun, Guru Kiplik selalu menolaknya.
”Tidak ada lagi yang bisa daku ajarkan, selain mencapai kebahagiaan,” katanya, ”dan apalah yang bisa lebih tinggi dan lebih dalam lagi selain dari mencapai kebahagiaan?”
Guru Kiplik bukan semacam manusia yang menganggap dirinya seorang nabi, yang begitu yakin bisa membawa pengikutnya masuk surga. Ia hanya seperti seseorang yang ingin membagikan kekayaan batinnya, dan akan merasa bahagia jika orang lain menjadi berbahagia karenanya.
Demikianlah Guru Kiplik semakin percaya, bahwa berdoa dengan cara yang benar adalah jalan mencapai kebahagiaan. Dari satu tempat ke tempat lain Guru Kiplik pun mengembara untuk menyampaikan pendapatnya tersebut sambil mengajarkan cara berdoa yang benar. Dari kampung ke kampung, dari kota ke kota, dari lembah ke gunung, dari sungai ke laut, sampai ke negeri-negeri yang jauh, dan di setiap tempat setiap orang bersyukur betapa Guru Kiplik pernah lewat dan memperkenalkan cara berdoa yang benar.
Sementara itu, kadang-kadang Guru Kiplik terpikir juga akan gagasan itu, bahwa mereka yang berdoa dengan benar akan bisa berjalan di atas air.
”Ah, itu hanya takhayul,” katanya kepada diri sendiri mengusir gagasan itu.
***
Suatu ketika dalam perjalanannya tibalah Guru Kiplik di tepi sebuah danau. Begitu luasnya danau itu sehingga di tengahnya terdapatlah sebuah pulau. Ia telah mendengar bahwa di pulau tersebut terdapat orang-orang yang belum pernah meninggalkan pulau itu sama sekali. Guru Kiplik membayangkan, orang-orang itu tentunya kemungkinan besar belum mengetahui cara berdoa yang benar, karena tentunya siapa yang mengajarkannya? Danau itu memang begitu luas, sangat luas, bagaikan tiada lagi yang bisa lebih luas, seperti lautan saja layaknya, sehingga Guru Kiplik pun hanya bisa geleng-geleng kepala.
”Danau seluas lautan,” pikirnya, ”apalagi yang masih bisa kukatakan?”
Maka disewanya sebuah perahu layar bersama awaknya agar bisa mencapai pulau itu, yang konon terletak tepat di tengah danau, benar-benar tepat di tengah, sehingga jika pelayaran itu salah memperkirakan arah, pulau itu tidak akan bisa ditemukan, karena kedudukannya hanyalah bagaikan noktah di danau seluas lautan.


Tiadalah usah diceritakan betapa lama dan susah payah perjalanan yang ditempuh Guru Kiplik. Namun, akhirnya ia pun sampai juga ke pulau tersebut. Ternyatalah bahwa pulau sebesar noktah itu subur makmur begitu rupa, sehingga penghuninya tiada perlu berlayar ke mana pun jua agar dapat hidup. Bahkan, para penghuninya itu juga tidak ingin pergi ke mana pun meski sekadar hanya untuk melihat dunia. Tidak terdapat satu perahu pun di pulau itu.
”Jangan-jangan mereka pun mengira, bahwa dunia hanyalah sebatas pulau sebesar noktah di tengah danau seluas lautan ini,” pikir Guru Kiplik.
Namun, alangkah terharunya Guru Kiplik setelah diketahuinya bahwa meskipun terpencil dan terasing, sembilan orang penduduk pulau sebesar noktah itu di samping bekerja juga tidak putus-putusnya berdoa!
”Tetapi sayang,” pikir Guru Kiplik, ”mereka berdoa dengan cara yang salah.”
Maka dengan penuh pengabdian dan perasaan kasih sayang tiada terkira, Guru Kiplik pun mengajarkan kepada mereka cara berdoa yang benar.
Setelah beberapa saat lamanya, Guru Kiplik menyadari betapa susahnya mengubah cara berdoa mereka yang salah itu.
Dengan segala kesalahan gerak maupun ucapan dalam cara berdoa yang salah tersebut, demikian pendapat Guru Kiplik, mereka justru seperti berdoa untuk memohon kutukan bagi diri mereka sendiri!
”Kasihan sekali jika mereka menjadi terkutuk karena cara berdoa yang salah,” pikir Guru Kiplik.
Sebenarnya cara berdoa yang diajarkan Guru Kiplik sederhana sekali, bahkan sebetulnya setiap kali mereka pun berhasil menirunya, tetapi ketika kemudian mereka berdoa tanpa tuntunan Guru Kiplik, selalu saja langsung salah lagi.
”Jangan-jangan setan sendirilah yang selalu menyesatkan mereka dengan cara berdoa yang salah itu,” pikir Guru Kiplik, lagi.
Guru Kiplik hampir-hampir saja merasa putus asa. Namun, setelah melalui masa kesabaran yang luar biasa, akhirnya sembilan orang itu berhasil juga berdoa dengan cara yang benar.
Saat itulah Guru Kiplik merasa sudah tiba waktunya untuk pamit dan melanjutkan perjalanannya. Di atas perahu layarnya Guru Kiplik merasa bersyukur telah berhasil mengajarkan cara berdoa yang benar.
”Syukurlah mereka terhindar dari kutukan yang tidak dengan sengaja mereka undang,” katanya kepada para awak perahu.
Pada saat waktu untuk berdoa tiba, Guru Kiplik pun berdoa di atas perahu dengan cara yang benar.
Baru saja selesai berdoa, salah satu dari awak perahunya berteriak.
”Guru! Lihat!”
Guru Kiplik pun menoleh ke arah yang ditunjuknya. Alangkah terkejutnya Guru Kiplik melihat sembilan orang penghuni pulau tampak datang berlari-lari di atas air!
Guru Kiplik terpana, matanya terkejap-kejap dan mulutnya menganga. Mungkinkah sembilan penghuni pulau terpencil, yang baru saja diajarinya cara berdoa yang benar itu, telah begitu benar doanya, begitu benar dan sangat benar bagaikan tiada lagi yang bisa lebih benar, sehingga mampu bukan hanya berjalan, tetapi bahkan berlari-lari di atas air?
Sembilan orang penghuni pulau terpencil itu berlari cepat sekali di atas air, mendekati perahu sambil berteriak-teriak.
”Guru! Guru! Tolonglah kembali Guru! Kami lupa lagi bagaimana cara berdoa yang benar!”




















Unsur – Unsur  Intrinsik Cerpen  Dodolitdodolitdodolibret
1.       Tema                       : Berdoa dengan benar
2.       Latar                        : Kampung, beberapa Negara , Danau, Pulau terpencil.
3.       Sudut  Pandang  : Orang ke tiga serba tau , dari paragraf  ini dapat dilihat bahwa orang ketiga mengetahui segala hal  baik kiplik ,maupun pikiran kiplik.
Dapat diketahui dari kalimat :  Kiplik memang bisa membayangkan, bagaimana kebesaran jiwa yang dicapai seseorang setelah mampu membaca doa secara benar, akan membebaskan tubuh seseorang dari keterikatan duniawi, dan salah satu perwujudannya adalah bisa berjalan di atas air.

4.        Alur                        : Alur adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita dan pada cerpen dodolitdodolitdodolibret menggunakan alur maju.
Alur meliputi beberapa tahap :
1.       Pengantar : Dalam pengantar ini dijelaskan mengenai  tempat kejadian berlangsung  seperti beberapa kampung, beberapa negara, sebuah danau, dan pulau terpencil. Hal tersebut dibuktikan dari kalimat  Dari kampung ke kampung, dari kota ke kota, dari lembah ke gunung, dari sungai ke laut, sampai ke negeri-negeri yang jauh, dan di setiap tempat setiap orang bersyukur betapa Guru Kiplik pernah lewat dan memperkenalkan cara berdoa yang benar.” , “Suatu ketika dalam perjalanannya tibalah Guru Kiplik di tepi sebuah danau.”, “Namun, akhirnya ia pun sampai juga ke pulau tersebut. Ternyatalah bahwa pulau sebesar noktah itu subur makmur begitu rupa.”
2.       Penampilan masalah : Penampilan masalah merupakan bagian yang menceritakan masalah yang dihadapi pelaku cerita. Pada cerpen  dodolitdodolitdodolibret masalah berawal ketika ragu akan pesan dari dongeng yang dibacanya yangmenyatakan betapa  siapapun orang yang berdoa dengan benar akan mampu berjalan diatas air.
3.       Klimaks : Masalah dalam cerita sudah sangat gawat.  Dalam cerpen dodolitdodolitdodolibret  diungkapkan dalam kalimat “ Kiplik memang bisa membayangkan bagaimana kebesaran jiwa yang dicapai seseorang setelah mampu membaca doa dengan benar akan mampu membebaskan tubuh seseorang dari keterikatan duniawi dan salah satu keterlibatannya adalah dapat berjalan diatas air”.  Berarti dari kalimat ini dapat dijelaskan bahwa sosok si Kiplik sudah mampu memahami istilah cara berdoa dengan benar akan membebaskan tubuh seseorang dari keterikatan duniawi salah satu perwujudannya adalah dapat berjalan diatas air.
4.       Ketegangan  menurun/  antiklimaks :  Masalah telah berangsur-angsur dan dapat diatasi dan kekhawatiran mulai menghilang.  Dalam cerpen ini antiklimaks dijelaskan dalam kalimat “ Namun,  ia juga sangat  sadar  sesadar-sadarnya,  pembayangan yang  bagaimanapun betapapun masuk akalnya  istilah betapa siapapun orangnya yang berdoa dengan benar akan mampu  berjalan diatas air, tidak harus berarti akan terwujud sebagai kenyataan dalan pengertian dapat dilihat dengan mata sendiri, “, “dongeng itu hanyalah perlambang (pikirnya). Untuk menegaskan dalam pikiran siapa saja yang berdoa dengan benar,”
5.        Penyelesaian/ resolusi :  Masalah dapat diatasi .  Resolusi dari cerita ini ditampilkan pada kejadian ketika Kiplik berlayar ke suatu pulau yang terpencil di tengah danau untuk mengajarkan cara berdoa dengan benar. Namun dia terkejut karena meskipun pulau tersebut terpencil,  sembilan dari penduduk pulau tersebut bekerja dan berdoa tiada putus-putusnya. Akan tetapi doa yang dilafalkan tidak benar sehingga seolah mereka berdoa dengan memohon kutukan  untuk diri mereka sendiri.
Lalu dengan sabar si Kiplik menuntun mereka untuk berdoa dengan benar,  tetapi mereka selalu salah sehingga Kiplik putus asa. Berkat kesabaran Kiplik yang luar biasa akhirnya kesembilan orang tersebut dapat berdoa dengan benar.
5.       Perwatakan:
Tokoh          :
   Kiplik à
a.       Seseorang yang mempunyai sifat ingin tahu yang besar , ia ingin menyebarkan kebahagiaan untuk sesamanya dengan cara mengajarkan berdoa dengan benar.
b.       Sifat pantang meyerah  hal itu terbukti dari saat ia ingin mengajarkan cara berdoa yang benar kepada orang yang  hidup di pulau yang  jauh ditengah danau.  Dia tidak putus asa dan pantang menyerah walaupun menempuh jarak yang lama dan perjalanan yang cukup berbahaya karena tidak semua kapal dapat mencapai pulau yang sering disebut pulau noktah tersebut.
6.       Nilai/ Amanat yang ingin disampaikan dalam cerita : Pahamilah dan bacalah doa dengan benar karena dengan cara itu maka akan dapat membebaskan tubuh seseorang dari keterikatan duniawi dan mendapatkan kebahagiaan semasa hidupnya.

Sabtu, 01 Oktober 2011

Tugas 1 : Penerapan Tegnologi Informasi dalam Dunia Pendidkan

Beberapa Perangkat Lunak/Fasilitas TIK untuk Tujuan Media Pembelajaran
a. CD-ROM
CD ROM adalah disket optik berdiameter 4.75 inchi
yang digunakan sebagai media untuk menyimpan
informasi dalam jumlah yang cukup besar (+ 600
MB), yang dapat diakses dan dibaca di monitor, atau
dicetak melalui printer. CD dapat menyimpan
informasi dalam berbagai bentuk, seperti: teks,
gambar, presentasi, slide, audio dan video.

b. Internet
Internet adalah jaringan internasional yang mengkoneksikan ribuan bahkan jutaan
komputer dengan muatan isi yang beragam, seperti pendidikan, pemerintahan,
bisnis, budaya, dan teknologi. Jaringan internet ini memungkinkan individu
berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang lainnya melalui komputer dari
berbagai belahan dunia dengan biaya yang cukup terjangkau. Beberapa fasilitas
dan aktivitas internet yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran
adalah email, forum diskusi, web browsing, dan chatroom.


· www.yahoo.com;
· www.google.co.id;
· www.classroom.com;
· www.englishpractice.com

c. Sistem Manajemen Pembelajaran
Sistem manajemen pembelajaran yang dikenal dengan istilah learning
management System (LMS) merupakan perangkat lunak dalam bentuk portal
pembelajaran. Pada umumnya LMS menyediakan ruang bagi guru untuk
menyimpan materi (upload) berikut tugas yang diberikan kepada siswa.

d. Authoring Program/Template Pengembangan Bahan Ajar
Authoring Program adalah template yang digunakan untuk mengembangkan
bahan ajar. Program ini dapat dalam bentuk freeware (perangkat gratis) atau paket
yang harus dibeli. Keuntungannya adalah guru dapat mengembangkan materinya
sendiri sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada
beberapa freeware yang dapat di-download dari internet, di antaranya Hot
Potatoes.

Program Hot Potatoes cocok digunakan untuk pelajaran bahasa. Program ini
memiliki enam alat pengembang materi yang memungkinkan kita membuat
latihan-latihan interaktif berbasis web. Keenam alat tersebut adalah JBC (alat
membuat latihan pilihan ganda yangdapat disertai dengan teks bacaan), JQuiz
(alat membuat latihan kuis yang membutuhkan siswa menuliskan jawaban), JMix
(alat membuat latihan jumble sentence), Jcross (alat membuat latihan teka-teki
silang), JMatch (alat membuat latihan mamadankan/menjodohkan), Jcloze (alat
membuat latihan cloze di mana siswa mengisikan kata pada tempat yang
disediakan). Latihan-latihan tersebut menggunakan JavaScript untuk membuatnya
interaktif, dan dapat dijalankan pada Netscape Navigator dan Internet Explorer
versi 4 ke atas baik melalui sistem operasi Windows maupun Macintosh.
Meskipun menggunakan JavaScript, pengguna tidak perlu mengetahui JavaScript
untuk menggunakan program tersebut. Yang dibutuhkan adalah pengguna
memasukkan data dalam bentuk teks, pertanyaan, jawaban, dan sebagainya,
selanjutnya program tersebut akan memprosesnya dalam bentuk laman web.
Kalau pengguna memiliki situs web, maka latihan-latihan tadi dapat dimasukkan
ke situs web tersebut.

e. TV Edukasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi
membawa pergeseran sistem pembelajaran menjadi berorientasi pada siswa.
Dalam kondisi seperti ini, siswa harus lebih aktif mencari informasi dari berbagai
sumber, sehingga pengetahuan siswa menjadi lebih luas dan beragam. Untuk itu,
Departemen Pendidikan Nasional telah menyediakan salah satu sumber belajar
dalam bentuk siaran televisi pendidikan, yang diberi nama Televisi Edukasi
(TVE). Tujuannya adalah Memberikan layanan pendidikan berkualitas untuk
menunjang tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, Televisi Edukasi adalah
medium yang sangat bagus untuk membagi informasi dan bahan pendidikan
kepada masyarakat secara luas.

f. E-Flash
Program berita khusus bedurasi pendek yang menampilkan informasi berita
pendidikan terkini. Program ini dikemas secara informatif dan bersifat aktual
dan faktual. Program ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada
pemirsa TVE secepatnya. Waktu tayang program ini adalah seminggu tiga (3)
kali dan dapat bertambah ataupun berubah sewaktu-waktu sesuai dengan
kondisi dan situasi yang terjadi.